Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2007

Membuka Ruang Partisipasi Masyarakat

Barangkali benar apa yang dikatakan oleh Thomas L. Frideman dalam bukunya The World Is Flat , dunia sekarang ini tidak lagi bulat tapi sudah datar, orang India bisa bekerja untuk perusahaan Amerika, tidak perlu pindah ke Amerika, cukup di India, bahkan di rumahnya sendiri, dan kemajuan teknologi yang membuat dunia ini datar, semua bisa berkomunikasi dan mengakses data dengan cepat, tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Kemajuan teknologi informasi ini sudah dimanfaatkan betul oleh sebagian masyarakat, namun sepertinya belum bisa dimaksimalkan oleh instansi pemerintahan di Banten, untuk mendobrak kekakuan birokrasi, tak heran bila hanya untuk pertanyaan kecil saja bagaimana kita membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) harus bertanya pada tetangga yang tahu, atau melangkahkan kaki ke kelurahan. Sementara itu, kita masih kebingungan kemana mencari data tentang lahan kritis di Banten?Jumlah sekolah?Angka buta aksara, dan lain-lain, dimana kita bisa mendiskusikan bagaiman

Sekolah Kami Kembali Roboh

Lagi-lagi sekolah roboh, beberapa waktu lalu terjadi pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Harapan Karya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang. Sebelumnya, empat ruang kelas milik SDN Bendungan, Desa Pudar, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang roboh (31/7), kalau harus didaftar, maka berderet-deretlah kasus robohnya sekolah di Banten. Menanggapi robohnya SDN 3 Harapan Karya, Ketua DPRD Pandeglang, HM Acang, menuduh robohnya sekolah, akibat adanya ketidakberesan, atau kecurangan dalam penentuan skala prioritas pembangunan gedung sekolah (Radar Banten/24/11/10). Terkait ketidakberesan dalam menentukan skala prioritas pembangunan sekolah, masih dari berita Radar Banten (24/11/10), Enjat Sudirjat anggota DPRD Pandeglang, mengaku mempunyai pengalaman, ketika mengajukan rehab SD yang sangat rusak, namun yang dibangun SD yang kondisinya masih baik, menurut informasi yang didapat oleh Enjat, karena kurangnya pendekatan materi pada pejabat dinas pendidikan. Kalau benar, Ironis memang, bila in