Biar Tidak Menjadi Kota Sakit

Sebentar lagi, Kota Serang akan terwujud. Seperti sudah diketahui sebelumnya tujuan pembentukan Kota Serang, diantaranya selain karena amanat undang-undang pembentukan Provinsi Banten, juga dimaksudkan untuk lebih meningkatkan dan mendekatkan pelayanan pada masyarakatnya. Singkatnya, tidak yang lebih utama pembentukan Kota Serang itu sendiri, selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Masyarakat sejahtera tentu saja tidak sekedar indah untuk dikatakan, tapi perlu kerja keras untuk mewujudkannya. Tantangan Kota Serang pun semakin hari semakin berat, pasalnya kota Serang lambat laun semakin menjelma menjadi sebuah Kota yang makin kompleks, indikasinya perumahan-perumahan bermunculan, jalanan semakin macet.
Sebuah Kota tentu saja harus ditata dan dirancang sedemikian rupa, sehingga Kota itu akan menjelma menjadi Kota idaman, tidak seperti Kota-kota pada umumnya di Indonesia. Bagaimana sebuah Kota di Indonesia menjelma menjadi sebuah pusat pemerintahan, industri dan jasa yang menarik orang-orang berdatangan tapi juga menimbulkan berbagai keruwetan-keruwetan, dari mulai kriminalitas, banjir, berkembangnya berbagai penyakit, jalanan macet, pengangguran, tawuran, dan sebagai-bagainya, kota menjelma menjadi ajang pertarungan-pertarungan dan banyak yang mengatakan kota-kota di Indonesia adalah kota sakit.
Kota Sehat sendiri menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1992) yaitu The healthy city project is rooted in concept of what city is and a vision of what healthy city can become. A city viewed as complex organism that is living, breathing, growing and constantly changing. A healty city is one that improve its environment and expands its resources so that people can support each other in achieving their highest potential. (Sudirman MH, Dkk:Politik Kota dan Hak Warga Kota;2006)
Kota Sehat diibaratkan organisasi hidup yang kompleks, bernapas dan bertumbuh, dan terus menerus berubah. Kota yang terus mengembangkan sumber dayanya, sehingga warganya saling mendukung dalam memaksimalkan potensinya.
Kota Sehat lanjut Sudirman MH, kota yang segenap warganya bisa hidup layak, terpenuhi kebutuhan dasarnya, pangan, sandang, papan (pemukiman) pekerjaan, pendidikan dan kesehatan dasar. Kota yang pertumbuhan ekonominya mampu menyerap tenaga kerja yang ada, menyediakan ruang publik taman-taman kota, pedestrian, museum, yang memadai bagi warga kota. (Sudirman MH, Dkk:Politik Kota dan Hak Warga Kota;2006)
Kota yang sehat, juga sering dibayangkan sebagai Kota yang memberi rasa aman, nyaman bagi warganya, artinya rendah kriminalitas, ketika musim hujan warganya tidak dilanda ketakutan akan kebanjiran, tidak diruwetkan dengan kemacetan lalu lintas.
Melihat Kota Serang saat ini, bisa saja sebenarnya Kota Serang menjelma menjadi Kota Sakit bila persoalan-persoalan yang ada tidak ditangani sejak dini, seperti pengangguran, pendidikan untuk semua, dan akses kesehatan, dan juga persolan-persoalan lain.
Persoalan lain itu, sebagai contoh kecil misalnya, bagaimana beberapa tempat ketika musim penghujan dilanda genangan air, yang memacetkan arus lalu lintas, seperti di depan Hotel Le-Dian, dan daerah Warung Pojok. Memang itu belum menjadi persoalan yang berarti, tapi bisa dikatakan bahwa di dua tempat itu sistem aliran air tidak berfungsi dengan baik.
Masyarakat, belum merasa nyaman untuk mengunakan angkutan transportasi, pasalnya banyak dari angkot yang tanpa arah tujuan yang jelas, ini mengakibatkan masyarakat lebih nyaman memakai kendaraan pribadi, akibatnya suatu saat bila semakin sejahtera masyarakat dari sisi ekonomi, akan diikuti oleh kemacetan.
Selain itu, akibat tidak ditertibkannya angkutan umum, bisa menimbulkan konplik horizontal antar sopir angkutan umum sendiri, seperti kita saksikan bebebarapa waktu lalu, demo angkutan umum yang protes banyaknya angkutan umum dari luar kota, dibalas dengan aksi protes tandingan.
Kemacetan juga bisa diakibatkan oleh penataan kota yang kurang cakap, bagaimana misalnya sebuah pusat perbelanjaan berada di tengah-tengah kota, tidak bisa dibayangkan bagaimana selanjutnya bila kota ini terus berkembang.
Ke persoalan lain, tempat-tempat bersejarah seperti gedung-gedung di Kota Serang, terkesan tidak dijaga dengan baik oleh pemerintah, beberapa sudah berlih fungsi seperti gedung Makodim yang jadi pusat perbelanjaan. Roh, sebuah kota seperti dihilangkan.
Trotoar yang seharusnya dijadikan sebagai tempat bagi pejalan kaki, dipenuhi oleh pedagang kaki lima, tidak heran bila kita sangat jarang melihat orang berjalan-jalan mengitari Kota Serang, selain panas, bisa jadi karena ketidaknyamaan ketika berjalan, karena tempatnya terampas.
Robohnya papan reklame tak jauh dari Polres Serang, yang menimpa pengendara sepeda motor beberapa waktu lalu, menjadi peringatan bahwa pemerintah bukan hanya memikirkan bagaimana menarik retribusi, tapi juga keselematan warganya juga dikedepankan.
Selain itu, masih kurangnya kesadaran warga untuk menghargai warga yang lain, misalnya bagaimana pada malam minggu jalan Ahmad Yani, sering dijadikan ajang balapan liar, ini bukan hanya mengganggu kenyamanan warga yang sedang istirahat dengan suara knalpotnya, tapi juga membahayakan keselamatan.
Warga, terutama dipinggiran juga masih terlihat yang menjadikan sungai sebagai jamban umum untuk buang air besar, terutama daerah Kasemen, ini bisa mengakibatkan sejumlah penyakit menyebar. Perilaku yang oleh orang ‘udik’ saja sudah ditinggalkan malah ‘dilestarikan’.
Penataan kota tentu saja tidak bisa dilakukan oleh pemerintah yang hanya memikirkan bagaimana Pendapatan Asli Daerah (PAD), sebesar-besarnya, tapi juga memikirkan bagaimana mewujudkan kenyamanan warganya.
Menjadikan Kota Sehat, bukan hanya dibutuhkan kecakapan dan kepintaran aparatur dalam membangun, tapi juga mental aparatur yang sehat, setidaknya aparat yang tidak bisa disogok oleh kepentingan-kepentingan tertentu, yang mengorbankan masyarakatnya, atau masyarakatnya harus menyogok untuk mendapatkan pelayanan publik, seperti membuat KTP, SIM, IMB dan lain-lain, ini bisa membuat kredibilitas pemerintah jatuh.
Tentu saja masih berderet-deret persoalan yang bisa menjadikan Kota Serang menjadi Kota Sakit, sebelum terlambat, dan sebelum semuanya semakin kompleks, pemerintah Kota Serang yang sebentar lagi terbentuk, harus segera memikirkannya untuk saat ini dan perkembangan Kota Serang ke depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketenagakerjaan, Tenaga Kerja, dan Kesempatan Kerja

Guru di Mata Murid

Dipenjara 14 Tahun Tanpa Proses Pengadilan