Merayakan Merdeka Belajar Melalui Inovasi



Pandemi Covid 19 membuat metode mengajar banyak berubah, para guru yang biasa mengajar dengan metode tatap muka, terpaksa, mengajar dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sejumlah masalah pun muncul, salah satunya, proses pembelajaran belum berjalan maksimal.

Apa daya covid 19 belum berlalu, proses pembelajaran harus memperhatikan protokol kesehatan dengan ketat. Sebagian, sering meratapi masalah dan terus menerus menyalahkan keadaan, namun, sebagian lagi menganggap masalah sebagai tantangan mencari jalan keluar, untuk menghadirkan pembelajaran bemakna bagi peserta didik.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam pidato Peringatan Hari Pendidikan 2 Mei 2020 mengatakan, pandemi covid 19, saat yang tepat untuk melakukan inovasi dan bereksperimen dalam bidang pendidikan, sejalan dengan konsep Merdeka Belajar. Salah satu esensi Merdeka Belajar menggali potensi terbesar para guru dan murid untuk berinovasi agar pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bisa dimulai dengan membuat atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang ditulis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang beorientasi pada peserta didik, dengan mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar peserta didik.

Kesiapan bisa dikaitkan dengan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Ketertarikan diartikan sebagai upaya dari guru untuk menghadirkan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan selanjutnya, atau bagaimana tujuan pembelajaran membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Setelah membuat RPP, para guru kemudian menyesuaikan materi kurikulum yang disesuikan dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik, dengan mengembangkan modul yang sudah ada dan atau membuat modul pembelajaran. Membuat modul sendiri tentu saja banyak kelebihan, sebab, para guru dapat mengembangkan materi berdasarkan silabus dan kompetensi dasar kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Masalahnya, tidak semua guru mampu mengembangkan dan atau membuat modul, sehingga, pihak sekolah perlu memfasilitasi pelatihan, cara bagus membuat modul. Modul yang bisa disampaikan secara digital maupun cetak.

Setelah modul, para guru diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran, namun, kalau membaca sejumlah keluhan terkait dengan praktek pembelajaran pada masa pandemi covid 19, para guru masih banyak mengirimkan materi pelajaran untuk dipelajari dan sedikit sekali membuka ruang respon dari peserta didik, sehingga tidak jauh dari praktek model pembelajaran ceramah, guru terlalu mendominasi pembelajaran, murid cenderung pasif.

Salah satu model pembelajaran yang bisa dipilih oleh guru dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi atau ditengah pembelajaran jarak jauh, adalah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning) yang disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek, bertujuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih keterampilan berpikir, mengembangkan sikap dan kemampuan mengaplikasikan pengtahuan dalam kehidupan nyata (konkret).

Peserta didik yang senang masak, kalau yang terkait dengan Pelajaran Kewirausahaan, misalnya, bisa mengembangkan usaha masakan dengan citra rasa lokal, berkolaborasi dengan teman-temannya, untuk menggali resep masakan yang enak kepada orang tua atau saudara mereka, bersama-sama memikirkan promosi penjualan, dengan  tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga dapat dipilih, dengan memilih masalah kontekstual yang terjadi di sekitar mereka. Pada pelajaran Ekonomi Materi  Ketenagakerjaan, misalnya, peserta didik dapat memilih materi pengaruh Covid 19 dengan pengangguran, upaya dan atau pendapat peserta didik untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, di desa mereka. 

Patut diakui, salah satu kelemahan guru adalah memilih model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sekolah dan pihak-pihak terkait, bisa memfasilitasi para guru untuk menguasai; memilih, menerapkan sampai evaluasi model pembelajaran yang dipraktekan, misalnya dengan pelatihan.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sekarang ini menjadi keharusan, bagi guru. Kemampuan dan kemauan guru untuk menguasai teknologi pembelajaran menjadi kewajiban. Memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran, memanfaatkan aplikasi pembelajaran, membuat video dan konten pembelajaran berbasis e-learning dan  sebagainya.     

Para guru dapat memberikan materi yang dapat dipelajari peserta didik melalui whatshapp, google class, youtube, rumah belajar dan sebagainya. Komunikasi pembelajaran antara guru dan peserta didik dapat melalui grup kelas whatshapp, google class dan sebagainya. Sementara untuk penilaian atau laporan bisa menggunakan email, google form, whatshapp, youtube, dan sebagainya. Semua hasil laporan atau portopolio peserta didik dapat disimpan dalam google drive.

Era power point sebagai satu-satunya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran pun berakhir, namun, seberapa banyak guru yang memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan dan kondisi peserta didik, harus terus menerus ditingkatkan dengan mendorong para guru untuk terus belajar mengadopsi teknologi dalam pembelajaran.

Evaluasi Inovasi Pembelajaran                                                        

Inovasi dan eksperimen pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dievaluasi. Evaluasi dapat dilakukan oleh sesama guru, supervisi yang dilakukan oleh Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru Senior, Peserta Didik dan Orang Tua, praktek pembelajaran juga dapat meminta masukan dari peserta didik.

Tujuan evaluasi untuk perbaikan atau penyempurnaan praktek inovasi dan eksperimen pembelajaran atau bisa saja menghentikan pembaruan atau penemuan pembelajaran yang dilakukan, tergantung, seberapa efektif inovasi dan eksperimen pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pendidikan.  

Sekarang ini, eranya saling kerjasama atau kolaborasi untuk saling belajar. Para guru bisa membuat laporan tahapan pelaksanaan pembelajaran kepada sesama guru, melalui grup whatshapp guru sekolah, maupun grup whatshapp kelompok guru semacam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Guru-guru yang lain dapat memberikan masukan kepada guru tersebut dan juga bisa mendapatkan pelajaran yang bagus terkait praktek pembelajaran dari rekan sejawat.

Selama ini, banyak guru merasa tertekan ketika disupervisi. Supervisi yang dilakukan Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru Senior diperlukan untuk memberikan masukan perbaikan oleh pihak yang dianggap lebih mengetahui dan lebih berpengalaman dalam pembelajaran. Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru Senior dalam menjalankan supervisi, jangan lagi bertindak sebagai pihak yang paling tahu dan bisa, apalagi banyak mencari-cari kesalahan, namun, lebih berperan untuk memotivasi dan memberikan dorongan positif, memperbaiki praktek pembelajaran.

Peserta didik dapat diminta masukan, karena mereka sebagai subjek belajar. Mereka yang dapat merasakan langsung, apakah praktek pembelajaran sudah membuat mereka bergembira, dapat lebih dipahami, dan mencerahkan. Para orang tua juga diminta masukan, karena keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari peran serta orang tua, apalagi proses pembelajaran selama covid dilaksanakan dari rumah. Dukungan orang tua terhadap keberhasilan belajar peserta didik dapat berupa materi maupun non materi.

Evaluasi terkait dengan Inovasi dan eksperimen pembelajaran, kemudian dibuat sebagai laporan penelitian oleh para guru, untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Merayakan Merdeka Belajar dengan inovasi pembelajaran sebagai salah satu pintu yang dapat ditempuh, untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.

 

Catatan: 

Pernah dimuat di Banten Pos

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketenagakerjaan, Tenaga Kerja, dan Kesempatan Kerja

Guru di Mata Murid

Dipenjara 14 Tahun Tanpa Proses Pengadilan